Novel mempunyai unsur-unsur yang turut membangun novel menjadi cerita
yang menarik, unsur tersebut dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu (1) unsur
intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik.
A. Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik dalam sebuah novel terdiri dari :
1. Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan
yang terkandung di dalam teks. Sebagai unsur semantris dan yang
menyangkut persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan ( Hartoko dan
Rahmanto, 1986 : 142 ). Tema disaring dari motif – motif yang terdapat
dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa –
peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat
mengikat kehadiran dan ketidakhadiran peristiwa, konflik, situasi
tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena hal – hal
tersebut haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin
disampaikan. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia
pun bersifat menjiwai selurh bagian cerita itu. Tema mempunyai
generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.
2. Setting / latar
Latar / setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyarankan pada
pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan ( Abrams, 1981 : 175 ).
Senada dengan pendapat diatas menyatakan bahwa setting merupakan latar
belakang yang membantu kejelasan jalan cerita. Setting ini meliputi
waktu, tempat, sosial budaya, ( Drs. Rustamaji, M.Pd., Agus Priantoro,
S.Pd ). Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal
ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca. Menciptakan
suasana tertentu yang seolah – olah sungguh – sungguh ada dan terjadi.
Latar dapat dibedakan tiga unsur pokok yaitu :
(1) Latar tempat
Latar tempat menyusun pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
(2) Latar waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa – peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
(3) Latar sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya
sastra.
3. Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
diotampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh
cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan dan pelukisannya
dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas
kepada pembaca.
Berdasarkan perbedaan sulit pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikanm ke dalam beberapa jenis, yaitu:
(1) Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.
(2) Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.
(3) Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik dalam sebuah cerita.
(4) Tokoh sederhana
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas peribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja.
(5) Tokoh bulat ( kompleks )
Tokoh bulat ( kompleks ) adalah tokoh yang memiliki dan diungkap
berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati
dirinya.
(6) Tokoh Statis
Tokoh Statis memiliki sikap dan watak yang relatif tetap , tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita.
(7) Tokoh Berkembang
Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan
berkembang perwatakan sejalan dengan perkembangan serta perubahan
peristiwa dan plot yang dikisahkan.
(8) Tokoh Tipikal
Tokoh Tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan
individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau
kebangsaan. Tokoh ini merupakan penggambaran pencerminan atau
penunjukkan terhadap orang atau sekelompok orang yang terikat dalam
sebuah lembaga, atau seorang individu sebagai bagian dari lembaga yang
ada di dunia nyata.
(9) Tokoh Netral
Tokoh Netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu
sendiri. Ia benar – benar merupakan tokoh imajiner, yang hanya hidup dan
bereksistensi dalam dunia fiksi, Ia hadir semata – mata demi cerita,
atau bahkan dialah yang empunya cerita, pelaku cerita dan diceritakan.
(10) Tokoh Tambahan
Tokoh lain dalam cerita selain tokoh utama.
4. Alur / Plot
Alur / Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan
menjadi 2 (dua) bagian yaitu pertama alur maju ( progesif ) yaitu
apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis
menuju alur cerita. Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back
progesif ) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang
berlangsung. Plot / alur menampilkan kejadian – kejadian yang mengandung
konflik maupun menarik bahkan mencekam pembaca.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang ( point of view ) merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Sudut Pandang orang pertama : “ Aku “
Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama,
mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan
perasaannya sendiri dengan kata – katanya sendiri.
2) Sudut Pandang orang ketiga : “ Dia “
Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak
mengamati dari luar daripada terlibat di dalam cerita, pengarang
biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3) Sudut pandang campuran
Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri
di luar cerita, Ia serba melihat, serba mendengar dan serba tahu. Ia
melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia
batin yang paling dalam dari tokoh.
B. Unsur Ekstrinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang dan lain – lain diluar unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik yaitu
unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap
unsur-unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya
sastra.
No comments:
Post a Comment